Pemerintah Provinsi Jawa Barat menyiapkan Asrama Haji Embarkasi Kota Bekasi sebagai pusat isolasi pasien Covid-19 tanpa gejala dan bergejala ringan. Meski berlokasi di Jabar, Asrama Haji Bekasi akan menerima pasien dari luar Jabar.
"Saya menyatakan (Asrama Haji Embarkasi Bekasi) ini sangat layak untuk dipakai. Sekalipun ini di wilayah Jabar, tapi kalau ada masyarakat luar Jabar, kita masih menerima. Karena kita ini NKRI," ujar Wakil Gubernur Jabar Uu Ruzhanul Ulum, di Kota Bekasi, Kamis (4/2).
Asrama Haji Embarkasi Bekasi tersebut memiliki sarana dan prasarana yang memadai, di mana setiap kamar terdiri dari dua tempat tidur dengan ventilasi.
Tempat yang dipakai untuk isolasi antara lain, Gedung Mina E yang terdiri dari 75 kamar dengan dua tempat tidur, Gedung D yang terdiri dari 30 kamar dengan dua tempat tidur.
Sementara gedung Mina C yang terdiri dari 40 kamar akan digunakan untuk tenaga kesehatan (nakes) yang bertugas. Jika ditotalkan, kapasitas tempat tidur bagi pasien Covid-19 mencapai 210 tempat tidur.
Uu berharap Asrama Haji Embarkasi Bekasi yang akan menjadi pusat isolasi pasien Covid-19, keterisian rumah sakit rujukan di Kota Bekasi dapat menurun.
Di sisi lain, mantan Bupati Tasikmalaya itu mengimbau kepada masyarakat Jabar, khususnya warga Kota Bekasi untuk meningkatkan kedisiplinan menerapkan protokol kesehatan, antara lain memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan dengan sabut, mengurangi mobilitas, dan menghindari kerumunan.
"Tidak henti kami mengingatkan perketat melaksanakan protokol kesehatan," ujarnya.
Sementara itu, Kepala UPT Asrama Haji Embarkasi Bekasi Dede Saiful Uyun mengatakan gedung Asrama Haji tersebut sudah sangat siap dimanfaatkan sebagai pusat isolasi pasien Covid-19.
"Kapasitas 210 tempat tidur dari 105 kamar. Penyesuaian setiap kamar terdiri dua bed, juga ada cadangan (ekstra bed), ada tv, kulkas, kamar mandi di dalam, dan sudah steril, termasuk pendingin ruangan," kata Dede.
