Industri Nikel Dibangun Hasil Belajar Dari Kisah Freeport

BKPM mengatakan industri nikel dari hulu hingga hilir menjadi baterai mobil listrik dibangun supaya `cerita` keruk emas Freeport tak berulang lagi.

Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengatakan pemerintah akan membangun industri nikel dari hulu hingga hilir menjadi baterai mobil listrik yang memiliki daya saing di tingkat global. Ini dilakukan setelah pemerintah belajar dari permasalahan PT Freeport Indonesia.

Ia menuturkan Indonesia kaya akan sumber daya alam (SDA). Salah satunya emas yang ditambang oleh Freeport Indonesia. Sayangnya, hingga puluhan tahun cadangan emas di Papua itu dikeruk. Namun pemerintah belum memiliki industri emas dari hulu hingga hilir.

"Emas kita luar biasa sekali banyak, Freeport sebentar lagi akan habis emasnya. Apakah ada industri yang sampai dengan hilir yang mampu bersaing di tingkat global? Juga tidak ada," ujarnya dalam acara Mandiri Investment Forum 2021 secara virtual, Rabu (3/2).

Selain dari sisi industri, ia menuturkan pemerintah juga akan mengatur kepemilikan saham perusahaan nikel tersebut. Ia memastikan saham perusahaan nikel nantinya akan melibatkan pengusaha di tingkat nasional, pengusaha di daerah, bahkan UMKM, selain tentunya porsi untuk investor asing.

Untuk diketahui, ini berbeda dengan kepemilikan saham Freeport Indonesia. Di Freeport, selama puluhan tahun sejak perusahaan tambang emas itu didirikan, negara hanya menggenggam 9,63 persen. Negara baru memiliki 51,2 persen pada 2018 lalu setelah proses divestasi yang cukup alot dengan pihak Freeport McMoran.

"Masalah Freeport sudah cukup menjadi pelajaran berharga bagi kita. Sekarang, sahamnya diatur dengan baik harus melibatkan pengusaha nasional, pengusaha yang ada di daerah, dan harus libatkan UMKM dalam setiap rantai pasok," ucapnya.

Nantinya, pemerintah akan membangun industri baterai kendaraan listrik (EV battery). Pasalnya, sebesar 23,7 persen cadangan bijih nikel dunia yang merupakan bahan baku utama baterai kendaraan listrik berada di Indonesia.

Selain itu, sekitar 80 persen dari total bahan baku kendaraan listrik ada di Indonesia, mulai dari bijih nikel, kobalt, aluminium, mangan, dan sebagainya.

"Ini momentum tepat bagi Indonesia keluar menjadi pemain yang disegani di dunia dalam konteks untuk persiapan baterai mobil listrik," ucapnya.

Ia mengungkapkan setidaknya 4 pemain global kendaraan listrik sudah berminat untuk menanamkan investasi di Indonesia. Meliputi, LG dengan nilai investasi mencapai US$9,8 miliar dan CATL senilai US$5,2 miliar.

Sedangkan, dua lainnya BASF dan Tesla masih dalam tahap penjajakan.

"Kalau 4 perusahaan ini masuk, maka ini menjadi kolaborasi yang tepat, mereka kuasai teknologi dan pasar, kita kuasai sumber daya alam," katanya.

[Gambas:Video CNN]



Related Posts:

Disqus Comments

Menu Halaman Statis

© 2017 Alfashion - Template Created by goomsite - Proudly powered by Blogger